Adab Menghadapi Sakit serta si Sakit
Sewaktu menghadapi sakit, sebagian orang mengeluh dan berputus asa, lebih-lebih lagi penyakit yang dihidapi itu di peringkat tiada harapan untuk sembuh. Dalam keadaan begini, Islam melarang umatnya bersikap demikian, bahkan Islam menganjurkan supaya terus berobat dan berdoa serta bertawakkal. Sakit adalah ujian untuk menguji kesabaran. Sakit juga kadangkala bertindak sebagai penebus dosa atau balasan kepada dosa yang dilakukan atau untuk mengingatkannya tentang kematian. Sesungguhnya sakit itu mempunyai hikmah. Islam mengajar dan membimbing umatnya ketika menghadapi sakit. Di antaranya ialah:
1) Sunah bagi orang yang sakit berobat atau mendapatkan rawatan sebagai salah satu usaha untuk sembuh selain bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ridho akan ketentuanNya.
2) Sunah memperbanyak ingatan terhadap kematian ketika dia berada dalam keadaan sehat lebih-lebih lagi yang dalam keadaan sakit. Ini karena dengan mengingat mati akan dapat melembutkan hatinya, mendatangkan rasa takut, meninggalkan kezaliman dan dia tidak akan melakukan perkara-perkara maksiat atau melakukan dosa. Sebaliknya hatinya cenderung untuk memperbanyak melakukan ketaatan.
3) Wajib bagi orang yang sakit itu bertaubat daripada segala perkara dosa yang pernah dilakukannya. Jika perkara itu berkaitan dengan hak anak Adam, umpamanya mengambil barang tanpa pengetahuan pemiliknya, maka hendaklah orang yang sakit itu mengembalikan barang yang diambil itu kepada pemiliknya.
4) Sunah bersabar dengan kesakitan atau penderitaan dari sakit yang dihadapinya. Ini karena sifat sabar adalah sifat mulia yang bukan saja dapat mendidik seseorang itu untuk tenang dan tabah menghadapi dugaan hidup, malah dapat mendekatkan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Penyakit merupakan satu bentuk ujian yang menimpa manusia. Ia dianggap sebagai ujian, cobaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh itu seseorang yang ditimpa sakit perlu menghadapi ujian ini dengan perasaan ridho dan sabar.
5) Makruh bagi orang yang sakit mengeluh kerana kesakitan yang dihadapinya.
6) Sunah memperbanyak membaca Al-Qur'an dan berzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
7) Hendaklah bersangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan bersangka bahawa Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa melimpahkan rahmat padanya.
Para ulama mazhab Syafe'i sepakat bahwa sunah bagi orang yang sakit atau orang yang ada padanya tanda-tanda kematian untuk bersangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bagi mewujudkan sangka baik itu, hendaklah dia menghadirkan pada fikirannya bahwa sesungguhnya dia hanyalah seorang hamba yang hina dan Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Kaya, dan tidaklah dia meminta ampunan, belas kasih, kesenangan dan pemberian kecuali daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
8) Sunah dia berpesan kepada ahli keluarganya dan kerabat pada beberapa perkara, antaranya :
i. Berpesan kepada mereka untuk bersabar atas apa yang menimpanya dan bersabar atas kemungkinan yang akan berlaku akibat dari apa yang menimpanya. Dan juga menasehati mereka agar bersabar atas musibah yang menimpa mereka (kerana kepergiannya) serta tidak menangisi kepergiannya.
ii. Berpesan kepada mereka untuk mengasihani dan berlemah lembut dengan kanak-kanak dan siapa saja yang ditinggalkannya.
iii. Berpesan kepada mereka untuk berbuat baik kepada kawan-kawannya (walaupun dia sudah tiada lagi).
iv. Berpesan kepada mereka agar menjauhi perkara bid‘ah yang menjadi adat atau kebiasaan yang dilakukan ketika menguruskan jenazah.
v. Berpesan kepada mereka untuk menjanjikannya dengan berdo'a (senantiasa mendoakannya) dan tidak melupakan janji itu sepanjang waktu.
vi. Mengatakan kepada mereka pada setiap waktu : "Apabila kamu melihat kelalaianku pada sesuatu perkara, maka peringatkanlah aku dengan lembut, berikanlah aku nasehat karena kelalaianku itu. Sesungguhnya aku mudah lupa, malas, maka berikanlah aku semangat dan bantulah aku mempersiapkan diri untuk perjalanan yang jauh (alam barzakh).”(Antaranya adalah dengan membantunya mengingati lafaz syahadat).
9) Apabila dia menghadapi nazak, maka hendaklah dia memperbanyak mengucap : "Tiada Tuhan selain Allah", agar lafaz ini menjadi akhir percakapannya (ucapannya) sebelum dia meninggal dunia.
Demikianlah sebagian bimbingan ketika menghadapi sakit yang tentunya mengajar umat Islam agar senantiasa bersabar, bersyukur serta menaruh harapan akan mendapat ganjaran berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Awaslah dari perasaan berputus asa yang menyebabkan seseorang itu cenderung melakukan perkara yang tidak disukai oleh agama, seperti bercita-cita untuk mati atau meminta agar kematian disegerakan baginya. Islam menggariskan beberapa perkara sebagaimana di atas sebagai langkah persiapan jika sesuatu kemungkinan ketika menghadapi sakit.
0 komentar:
Posting Komentar