Shalat Subuh Sangat Berat bagi Seorang Munafik
Dari
sahabat Abu Hurairah r.hu dia berkata, bahwasanya Rasulullah saw telah
bersabda,
“Sesungguhnya
shalat yang paling berat bagi orang munafik, adalah shalat isya’ dan subuh
[berjamaah]. Kalau saja mereka tahu apa yang ada pada keduanya. Mereka bakalan
mendatanginya walaupun sambil merangkak. Dan, aku telah berencana untuk
memerintahkan shalat seorang laki-laki bersama orang-orang. Kemudian, aku
mengajak mereka membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak mendatangi shalat.
Lalu, aku bakar rumah mereka dengan api” (Hr.Bukhari dan Muslim).
Kedudukan
Hadis
Hadis ini
shahih menurut Imam Muslim r.hu. Dengan nomor hadis 2041, Juz III, halaman 380,
bab Keutamaan Shalat Berjamah dan Penjelasannya.
Sedangkan
dalam Musnad, Imam Ahmad r.hu terdapat di bab Musnadun Abu Hurairah, nomor
hadis 9122, Juz XIX, halaman 185.
Adapun
Imam an-Nasa’i r.hu dalam Sunan-nya, bab Tasydidu fī Takhlifi ’anil Jama’ati,
nomor hadis 839, Juz III, halaman 365.
Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
Kunci Kalimat (Miftāhul Kalām)
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi
orang munafik, adalah shalat isya’ dan subuh [berjamaah]”
Teks hadis ini sangat tepat buat mengukur kemunafikan seseorang terhadap dirinya sendiri. Berat tidak dirinya di dalam mendirikan shalat isya` atau mendirikan shalat subuh.
Teks hadis ini sangat tepat buat mengukur kemunafikan seseorang terhadap dirinya sendiri. Berat tidak dirinya di dalam mendirikan shalat isya` atau mendirikan shalat subuh.
Teks ini
juga mengandung pemahaman, bahwa seorang yang telah munafik terhadap Allah dan
rasul-Nya. Sangat tidak mungkin lagi mendirikan shalat subuh berjama’ah.
Utamanya di lembaga-lembaga keagamaan publik kaum muslimin mukmin (masjid,
mushalla, surau, langgar, dan ponpes).
Di era,
yang konon dikatakan modern, waktu isya` dihabiskan untuk banyak kegiatan
malam. Seperti: nonton teve, ngenet, cangkruk, dugem, majelis kafe, dan banyak
kegiatan lain yang melalaikan waktu isya`. Sehingga shalat isya` berjama’ah di
lembaga keagamaan publik kaum muslimin mukmin menjadi terlewati dengan sengaja
lagi sia-sia.
Belum
lagi ditambah, banyaknya fenomena masjid yang terkapling ke dalam
kelompok-kelompok tertentu. Yang tidak lagi kondusif menerima kehadiran jama’ah
yang mungkin saja memiliki pemahaman dan pemikiran yang beragam, di dalam
mengekspresikan keberagamaan mereka. Akibatnya,
kaum muslimin mukmin ada yang bersikap masa bodoh. Hingga akhirnya memilih
untuk tidak hadir di masjid. Maka, dosa besarlah bagi siapa pun yang menjadikan
seorang muslim mukmin tidak lagi berjama’ah di lembaga keagamaan publik kaum
muslimin mukmin. Sekaranglah
saat yang tepat untuk mengampanyekan Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah. Kehidupan
kaum muslimin mukmin niscaya bergairah, apabila shalat subuh berjama’ah telah
menjadi sebuah tradisi baru di kehidupan masyarakat kita.
Pemahaman Hadis
Pemahaman Hadis
1. Inna
astqala shalātin.
Tsaqil.
Artinya: berat. Atsqal: sangat berat. Kata ini didahului dengan huruf ta’kid,
inna (إنّ). Ini menerangkan bahwa dalam praktek shalat lima waktu, ada waktu-waktu yang sangat berat
untuk mendirikannya.
2.
‘Alal-munāfiqīna.
Munafik
adalah seseorang yang antara hati dan perbuatannya tidak sama. Tidak satu padu
dalam konsistensi berkeimanan dan berkeislaman. Orang munafik pandai menebar
pesona. Tapi, terhdap dirinya sendiri ia berusaha menipu.
Seseorang
yang berkepribadian nifak. Sangat sulit, atau merasa berat dalam mendirikan
shalat isya` dan shalat subuh berjama’ah. Dikarenakan, seorang yang munafik
memang tidak pernah CC 100% dengan Neraca Syari’at. Di samping itu di kedua
waktu tersebut terkandung rahasia hikmah yang agung yang hanya Allah swt yang
Mahatahu.
3. Shātul
isya`.
Maksudnya,
waktu shalat isya`. Yaitu, waktu antara shalat maghrib dengan shalat subuh.
Waktu shalat isya` memang panjang dibandingkan waktu-waktu shalat yang lainnya.
Namun bagi yang tidak beriman kepada Allah swt. Waktu yang panjang tersebut
akan disia-siakan. Hingga akhirnya berani meninggalkan shalat isya` berjama’ah.
4. Shātul
fajri.
Maksudnya,
waktu shalat subuh. Yaitu, waktu sebelum matahari terbit. Saat itu terukur
apabila melihat wajah teman duduknya masih samar-samar. Waktu perubahan dari
malam ke siang. Sungguh mengandung banyak rahasia hikmah yang dahsyat. Inilah
fenomena alam. Yang difasilitaskan Allah swt kepada orang-orang yang mau
”membacanya”. Yang jelas, waktu subuh menandai datangnya kehidupan baru. Dan,
shalat subuh merapakan pertanda diawalinya sebuah kegiatan, dengan melakukang
penghambaan terlebih dahulu.
Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Pembelajaran Sifat (Character Learning)
Dikisahkan,
pasca meletusnya perang Mesir-Israel tahun 1973. Ada seorang tentara Mesir yang mengajak
berbicara tentara Yahudi yang paham bahasa Arab.
Tentara
Mesir itu berkata, “Demi Allah, kami akan memerangi dan mengalahkan kalian
sampai ada di antara kalian yang bersembunyi di balik pohon dan batu. Kemudian,
pohon dan batu itu mengatakan, ”Wahai hamba Allah, hai Muslim, ini ada Yahudi
di belakangku, kemari dan bunuhlah dia.”
Tentara
Yahudi menjawab, ”Semua itu tidak akan terjadi sebelum shalat subuh kalian sama
dengan shalat Jum’at.”
Perubahan Perilaku (Behavior Transformation)
1. CC-lah
dengan shalat rawatib berjama’ah. Utamakan, kerjakan di masjid-masjid Allah
2. Harus
CC 100% dengan shalat subuh dan isya` berjama’ah. Utamanya, kerjakan di
masjid-masjid.
3.
Tanamkan dalam alam bawah sadar, agar dapat selalu mendirikan shalat isya` dan
subuh berjama’ah. Ini wujud CC dengan hadis Nabi saw,
”Barangsiapa
yang melaksanakan shalat isya’ secara berjamaah. Ia seperti shalat malam
separuh malam. Dan, barangsiapa melaksanakan shalat subuh secara berjamaah. Ia
seperti shalat malam satu malam penuh” (Hr.Muslim).
4.
Tinggalkan segenap hal yang dapat menjadikan hati tidak khusyu’ (foccusPOWER).
5.
Tinggalkan segala sesuatu yang menjadikan waktu shalat terlewati. Atau,
menjadikan malas mendirikan shalat.
Oase Pencerahan
Oase Pencerahan
Renungkan
sabda Rasulullah saw dalam hadis di atas. Betapa tegasnya beliau saw di dalam
menegakkan disiplin shalat subuh dan isya` berjama’ah. Siapa pun yang disiplin
dengan kedua waktu tersebut. Dia telah memiliki modal untuk dapat melakukan:
leadership dan quantumTIMING. Itulah
sebabnya, apabila seseorang mengaku modern. Dia pasti CC 100% dengan kedua
waktu tersebut. Di samping itu, seseorang yang CC 100% dengan waktu subuh. Dia
akan memiliki kesehatan tubuh dan ruhani yang bagus. Sementara, kita sepakat bahwa
sehat jasmani dan ruhani merupakan modal untuk meraih kesejahteraan dan
kebahagiaan.
Sayang
sekali pelatihan-pelatihan yang sekarang ini marak dilakukan. Belum mampu
mendorong maraknya masjid dengan shalat subuh berjama’ah. Percaya atau tidak?!
Bangkrutnya bangsa ini lebih disebabkan, mayoritas kaum muslimin sudah tidak
lagi disiplin dengan shalat subuh berjama’ahnya. Tidak jarang yang menjadi
provokator lemahnya kemauan untuk menunaikan shalat subuh berjama’ah. Adalah,
mereka yang mengerti agamanya. Paling tidak telah belajar ilmu agama; na’udzu
billāhi min dzālik.
Allah
azza wa jalla dalam al-qur`an telah memberikan Pembelajaran Sifat. Bahwa,
shalat jama’ah subuh adalah shalat yang disaksikan oleh para malaikat-Nya. Dan,
dengan shalat subuh persoalan apa pun akan dapat diselesaikan. Itulah alasan
alfaqir, jawaban tuntas mengatasi multi krisis di negeri ini, dengan
menradisikan Gerakan Shalat Subuh Berjama’ah secara nasional. Para
pemimpin, tokoh masyarakat, ulama, wartawan, khotib, muballigh, dan guru harus
seiya sekata untuk mengajak komponennya masing-masing mendirikan shalat subuh
berjama’ah. Allah swt telah memproklamirkan dalam firman-Nya,
”Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam. Dan, [dirikanlah
pula shalat] subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan [oleh malaikat]”
(Qs.al-Isrā` [17]: 78).
Tahulah
kita hikmah dibalik tegasnya Rasulullah saw. Mengapa beliau hendak membakar
rumah kaum muslimin yang tidak mendatangi majelis shalat subuh berjama’ah. Lebih
dari itu, yang jelas kita harus mengimani firman-Nya di atas. Bahwa, shalat
subuh berjama’ah banyak mengandung keutamaan dan rahmat dari sisi-Nya.
Yang tidak
boleh kita lupakan dalam hal ini adalah ancaman nabi terhadap mereka yang tidak
mendatangi shalat isya’ dan subuh berjamaah. Nabi benar-benar akan membakar
rumah mereka jika mereka masih saja enggan mendirikannya. Ini
adalah pendidikan beliau saw kepada kaum muslimin yang telah bersyahadat.
Bahwa, ber-Islam janganlah main-main. Hal itu bisa menyebabkan kehancurannya.
Bagaimana
pun seseorang yang telah bersyahadat. Bagaikan orang yang berjanji. Bahwa Allah
satu-satunya yang disembah dan Muhammad sebagai utusan Allah. Dengan
konsekuensi logis, seorang muslim-muslimah harus bersikap sami’nā wa atha’nā
terhadap segenap perintah dan larangan-Nya. Jika tidak. Inilah yang menyebabkan
umat Islam semakin jauh dari Allah, lemah keyakinan, dan semakin cinta dunia. Agama
hanya dijadikan bemper. Sedangkan amaliah ubudiah tidak melahirkan Perubahan
Perilaku yang siginifikansi dengan budi pekerti mulia dan tatakrama terpilih.
0 komentar:
Posting Komentar